June 24, 2010

4.Kebangkitan Yang Terjadi Diantara Dua Tiupan (bagian 2)

Kebangkitan Yang Terjadi Diantara Dua Tiupan (bagian 2)
Demikianlah sikap Allah swt. terhadap orang yang Dia muliakan. Dia mengaruniakan dari kekuasaan pertolongan dan kebesaran maaf-Nya. Allah berkata kepada Daud, "Kembalilah ke mimbarmu dan bacalah sisa Zabur yang belum selesai!" Lalu Daud melakukannya. Kemudian Bani Israel diperintahkan untuk dibagi menjadi dua bagian: Satu bagian bersama orang-orang mukmin dan satu bagian bersama orang-orang yang durhaka.

Setelah itu terdengar panggilan, "Dimana Isa putera Maryam?" Kemudian dia didatangkan dan Allah bertanya kepadanya, "Apakah engkau pernah mengatakan kepada manusia. "jadikan ibuku sebagai Tuhan selain Allah?" Maka Isa berkali-kali memuji Allah dengan pujian yang dikehendaki-Nya. Lalu dia menggambarkan dengan kerendahan dan kehinaan seraya mengatakan:

"Maka Suci Engkau, tidak patut bagiku mengucapkan apa yang bukan hakku (mengatakannya), jika aku pernah mengatakannya, maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada Diri-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara-perkara yang gaib. " (QS. Al-Maidah: 116)

"Ini adalah hari yang kejujuran bermanfaat kepada orang-orang yang jujur. " (QS. Al-Maidah: 119)



Lalu Allah berkata, "Engkau benar wahai Isa! Kembalilah ke mimbarmu dan bacakan Injil yang disampaikan Jibril kepadamu!" Isa menjawab, "Baiklah", kemudian dia membaca, dan semua kepala menyimak karena baiknya Isa membaca dan mengulanginya. Dia adalah orang yang paling bijak dalam menyampaikan riwayat. Kemudian dia membawa Injil dalam keadaan baru sehingga para pendeta (Nasrani) mengira belum pernah mengetahuinya sama sekali. Selanjutnya orang-orang Nasrani dibagi menjadi dua kelompok: Orang-orang yang durhaka bersama para pendurhaka, dan orang-orang yang beriman bersama para mukmin.

Selanjutnya terdengar seruan, "Dimana Muhammad?" Kemudian dia didatangkan dan Allah pun berkata kepadanya, "Hai Muhammad! Jibril menyatakan bahwa dia telah menyampaikanAl-Qur'an kepadamu. "Nabi saw. menjawab, "Benar Wahai Tuhanku. " Lalu dikatakan kepadanya, "Kembalilah ke mimbarmu dan bacakanAl-Qur'an!" Kemudian Nabi saw. melantunkan Al-Qur'an dengan begitu manis sehingga menggembirakan hati orang-orang mukmin. Raut wajah mereka menjadi cerah karena suka-cita, sementara wajah orang-orang yang durhaka menjadi masam. Pertanyaan yang diajukan terhadap para rasul dan seluruh umat berdasar kepada firman-Nya: "Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang para rasul telah diutus kepada mereka, dan sesungguhnya Kami akan menanyai para rasul. "(QS. Al-A'raf: 6)
Sementara pendapat yang lain mendasarkan kepada firman-Nya: "(Ingatlah), hari diwaktu Allah mengumpulkan para rasul, lalu Allah bertanya kepada mereka, "Apa jawaban kaummu terhadap ajakanmu?" Para rasul menjawab, "Tidak ada pengetahuan kami tentang itu, sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui perkara-perkara yang gaib. " (QS. Al-Maidah: 109)

Menurut pendapat kami, pandangan pertama itulah yang lebih tepat, sebagaimana telah kami ceritakan dalam kitab Al-Ihya'. Sebab para rasul saling berbeda dalam keutamaan, dan Isa Al-Masih termasuk diantaranya karena dia adalah ruh dan kalimatullah. Maka ketika Nabi saw. melantunkanAl-Qur'an, umat Islam mengira belum pemah mendengamya sama sekali.


Pernah Al-Ashmu'i ditanya, "Apakah engkau mengira bahwa engkau orang paling hafal terhadap Al-Qur'an?" Dia menjawab, "Wahai putera saudaraku! Pada hari aku mendengamya dari Nabi saw., aku merasa seakan-akan belum pernah mendengamya sama sekali."  Kemudian manakala pembacaan seluruh kitab telah usai, terdengarlah seruan dari sisi istana-istana keagungan: "Dan (dikatakan kepada orang-orang kafir), berpisahlah kamu (dari orang-orang mukmin) pada hari ini, wahai orang-orang yang berbuat jahat" (QS. Yaasin: 59)

Maka tempat pemberhentian tersebut berguncang dan terjadilah ketakutan besar di dalamnya. Para malaikat telah bercampur dengan golongan jin, dan jin dengan anak cucu Adam. Semua makhluk masuk dalam satu wadah. Lalu terdengar seruan, "Hai Adam, kirimkan satu kelompok dari anak keturunarunu ke dalam neraka!" Adam pun bertanya, "Berapa orang wahai Tuhanku?" Allah menjawab, "Dari setiap seribu orang sebanyak sembilan ratus sembilanpuluh sembilan orang, dan hanya satu yang ke surga". Maka kelompok yang akan dijebloskan ke dalam neraka tersebut diambil dari seluruh orang atheis, lalai dan fasik, sehingga tidak tersisa lagi manusia kecuali sekitar "Satu Genggam Tangan Tuhan", sebagaimana yang disebutkan (Abu Bakar) as-Shidiq, "Sekitar Segenggam Tangan Tuhari '. Kemudian orang-orang yang terlaknat tersebut ada yang menyelewengkan timbangannya, dan setiap orang yang telah sampai kepadanya syari'at (agama), pastilah akan ditimbang amalannya. Setelahmereka dipisah danyakin bahwa akan celaka, mereka berkata, "Adam telah menzalimi kami dan Zabaniyah telahmenekan ubun-ubun kami. " Tiba-tiba terdengar seruan dari sisi Allah: "Pada hari ini tidak ada penganiayaan, sesungguhnya Allah Maha Cepat dalam memperhitungkan amal. "(Qs. Ghafir:l7)
Kemudian, sebuah kitab besar yang membentang dari timur dan barat dan di dalamnya tidak satu catatan pun amalan kecil maupun yang besar, kecuali pasti akan dihitung. "Tuhanmu tidak akan. menganiaya seorangpun" (QS. Al-Kahfi: 49)

Ini disebabkan bahwa setiap hari seluruh amalan makhluk diperlihatkan kepada Allah, kemudian Allah memerintahkan kepada para malaikat yang mulia untuk mencatatnya pada kitab besar tersebut. Inilah makna firman-Nya: "Sesungguhnya Kami telah menyuruh (malaikat) mencatat apa yang telah kalian kerjakan. "(Qs. Al-Jaatsiyah: 29)

Satu-persatu dari mereka akan dipanggil dan dihisab, lalu ternyata kaki-kaki (mereka) akan bersaksi, begitu juga tangannya. Inilah makna firman-Nya: "Pada hari ketika lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang mereka lakukan. "(Qs. An-Nuur: 24)

Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa (pada hari kiamat kelak) terdapat seorang laki-laki berdiri di hadapan Allah, kemudian Allah berkata kepadanya, "Wahai hamba yang buruk! Engkau adalah pendosa dan pendurhaka!", tetapi dia menyahut, "Aku tidak melakukannya." Lalu dikatakan kepadanya, "Adakah bukti atas hal itu?",para malaikatpenjaga didatangkan, tetapi dia berkata, "Mereka berdusta atasku, " dan dia membela dirinya. Inilah maksud firman-Nya: "Pada hari ketika setiap jiwa datang untuk membela dirinya" (QS. An-Nahl: 111)

Selanjutnya kedua mulutnya dikunci, dan inilah makna firman-Nya: "Pada hari ini Kami mengunci mulut mereka, dan yang akan berbicara kepada Kami adalah tangan-tangan mereka, yang memberikan kesaksian adalah kaki-kaki mereka dengan apa yang telah mereka lakukan" (QS. Yasin: 65)

Begitu juga seluruh anggota tubuhnya bersaksi atasnya. Maka dia diperintahkan untuk dilemparkan ke neraka. Kemudian dia memaki-maki anggota tubuhnya, tetapi anggota-angota tubuh tersebut berkata, "Ini bukan atas kehendak kami, Allah Dzat yang menjadikan segala sesuatu bisa berbicara telah menjadikan kami bisa berbicara." Setelah itu mereka akan dilemparkan ke dalam perut Jahanam, dan suara mereka pun melengking dengan tangisan dan jeritan memilukan, merasa gemetar ketika melihat keadaan neraka. Para malaikat yang mengelilingi mereka melemparkan masing-masing dari mereka ke Jahanam seraya berkata: "Ini adalah hari yang telah dijanjikan kepada kalian" (QS. Al-Anbiya': 103)

Dan ketakutan akan terjadi pada empat hal: ketika sangkakala ditiup, ketika Jahanam terlepas dari khazanahnya, ketika Adam dibangkitkan, dan di saat mereka (orang-orang jahat) dilemparkan ke neraka. Maka tempat pemberhentian luas itu menjadi sunyi, dan hanya terdapat orang-orang mukmin, orang-orang muslim yang berbuat kebajikan, orang-orang arif, para shiddiqin, syuhada', orang-orang shalih dan para rasul. Tidak ada satupun di kalangan mereka orang yang ragu, munafik dan zindiq (orang yang mengikuti ajaran sesat).

Kemudian Allah berkata, "Wahai orang-orang yang menghuni tempat ini, siapakah Tuhanmu?" Mereka pun menjawab, "Allah" Kemudian Allah bertanya lagi, "Apakah kalian mengenal-Nya?" Mereka serempak menjawab, "Ya, kami mengenal-Nya." Tiba-tiba dari sebelah kiri 'Arasy muncul seorang malaikat yang sangat besar, seandainya tujuh samudera diletakkan pada lekuk ibu jari kakinya, maka samudera-samudera itu tidak akan tampak. Kemudian dia berkata kepada mereka (dengan perintah Allah untuk menguji), "Aku-lah Tuhan kalian." Mereka serempak menjawab, "Kami berlindung kepada Allah darimu" 

Kemudian muncul seorang malaikat dari sisi kanan 'Arasy yang lebih besar lagi, yang seandainya empat belas samudera diletakkan pada lekuk ibu jari kakinya, niscaya samudera-samudera itu tidak tampak. Kemudian dengan perintah Allah, dia berkata, "Aku-lah Tuhan kalian. " Mereka pun menjawab, "Kami berlindung kepada Allah darimu"

Kemudian Allah swt. menampakkan Diri-Nya kepada mereka dalam "bentuk" yang mereka kenal dan dengar, dan Dia pun "tertawa". Maka mereka semua bersujud kepada-Nya. Kemudian Allah berkata kepada mereka, "Selamat datang untuk kalian." Lalu Allah swt. bersama mereka berangkat menuju surga, dan mereka pun mengikuti-Nya

Kemudian Allah bersama mereka melintasi "Shirat", sementara mereka berjalan secara beriringan, yakni pertama-tama para rasul, kemudian para nabi, disusul para shiddiqin, kemudian para muhsinin, para syuhada' para mukmin, para 'arif. Dan orang-orang muslim akan tertinggal, sebagian dari mereka ada yang tersungkur di atas wajahnya, sebagian akan tertahan di Al-A'raaf, sebagian adalah kaum yang imannya tidak sempurna, sebagian akan menyeberangi jembatan selama seratus tahun, yang lainnya akan menyeberanginya selama seribu tahun, dan dengan begitu mereka akan terbakar api neraka.

Sementara itu, setiap orang yang (bisa) melihat Tuhannya secara langsung tidak akan mendatangkan bahaya dalam melihat-Nya. Adapun maqam dari masing-masing orang muslim, muhsin dan mukmin telah kami jelaskan dalam kitab kami yang berjudul Al-Istidraaj, dan mereka ini termasuk kelompok yang terlalu sering mondar-mandir sehingga tertimpa kelaparan dan kehausan. Jantung mereka telah payah dan nafas mereka seperti asap. Mereka akan minum dari telaga dengan gelas-gelas sejumlah bintang di langit, sementara airnya dari sungai Al-Kautsar yang panjangnya setara dengan panjang Ilya ke Shana'a dan luasnya dari'Aden ke Yastrib (Madinah). Inilah makna sabda Nabi saw., "Mimbarku di atas telagaku", yakni di atas salah satu tepiannya dalam takaran dan ukuran.

Sementara itu terdapat orang-orang yang berkutat dalam menyeberangi jembatan sesuai dengan keburukan dan dosa-¬dosa mereka. Sebab, betapa banyak orang berwudhu yang tidak memperbaiki cara wudhunya, dan betapa banyak orang shalat yang tidak mempertanyakan kualitas shalatnya. Dia menjadikan shalatnya sebagai cerita, dan kosong dari sikap ketundukan dan kekhusyu'an, yang seandainya seekor semut menggigitnya dia pasti menoleh. Sementara orang-orang yang mengerti tentang keagungan Allah, seandainya tangan dan kaki mereka ditebas di saat shalat, mereka tidak akan bergeming.



Hal itu disebabkan hati mereka dipenuhi rasa takut kepada Allah serta memusatkan pikiran bagi amalannya dengan kadar yang layak bagi orang yang berdiri di hadapan-Nya. Maka sebagai contoh seseorang yang berada di majlis penguasa, ia tidak akan bergerak menahan sengatan kalajengking karena rasa hormatnya kepada penguasa tersebut. Ini baru sesama makhluk yang tidak memiliki manfaat ataupun madharat bagi dirinya. Lalu bagaimana selayaknya keadaan orang yang tengahberdiri di hadapan Allah Yang Maha Tinggi dengan segala wibawa, kekuasaan, kebesaran dan keperkasaan-Nya?

Diceritakan; seorang dlalim yang 'arif (dlalim tetapi berilmu) pada hari kiamat kelak akan didatangkan kepada Allah dengan membawa seluruh kedzalimannya dan orang yang didzalimi akan bergelayut padanya. Kemudian Allah berkata kepada orang yang teraniaya tersebut, "Hai orang yang teraniaya, lihatlah apa yang ada di atas kepalamu!" Ternyata terdapat sebuah istana yang mengagumkan. Maka dia pun bertanya, "Apakah ini wahai Tuhanku?" Allah menjawab, "Istana itu dijual maka belilah dari-Ku. " Dia pun menyahut, "Aku tidak mampu membayarnya." Allah berkata, "Harga istana ini adalah jika kamu membebaskan kedlaliman saudaramu. " Dia pun berkata, "Baiklah, aku telah merelakannya wahai Tuhanku. " Demikianlah Allah akan memperlakukan orang-orang dlalim yang mau bertaubat, dan inilah makna firman-Nya:"Maka sesungguhnya Dia (Allah) terhadap orang-orang yang mau kembali bertaubat adalah Maha Mengampuni"(QS. Al-Isra": 25)

Dan orang yang bertaubat (al-awzhab) adalah orang yang melepaskan diri dari dosanya dan tidak mengulanginya lagi untuk selamanya.

0 comments:

Post a Comment

 
informasi sudut Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template